BAB 3
DISTRIBUSI FREKUENSI DAN GRAFIK
1.
PENDAHULUAN
Suatu
tabel yang menyajikan kelas-kelas data beserta frekuensinya disebut distribusi
frekuensi atau tabel frekuensi.
Berikut
contoh distribusi frekuensi tinggi 100 siswa SMA XYZ
Berdasarkan
tabel di atas, banyak siswa yang tingginya berada dalam rentang 66 in dan 68 in
adalah 42 orang. Salah satu kelemahan penyajian data dalam tabel frekuensi
adalah tidak terlihatnya data asli atau
data mentahnya.
http://julanhernadi.files.wordpress.com/2009/03/stat_das-bab-ii1.pdf
1. Membuat Daftar Distribusi
Frekuensi
Prosedur umum membuat tabel
frekuensi
- Tetapkan data terbesar dan data terkecil, kemudian tentukan rangenya.
- Bagilah range ini ke dalam sejumlah interval kelas yang mempunyai ukuran sama. Jika tidak mungkin, gunakan interval kelas dengan ukuran berbeda. Biasanya banyak interval kelas yang digunakan antara 5 dan 20, bergantung pada data mentahnya. Diupayakan agar tanda kelas merupakan data observasisesungguhnya. Hal ini untuk mengurangi apa yang disebut dengan groupingerror. Namun batas kelas sebaiknya tidak sama dengan data observasi.
- Hitung lebar interval kelas, lalu hasilnya dibulatkan. Lebar Interval (d) = Range:Banyak interval kelas
- Starting point: mulailah dengan bilangan limit bawah untuk kelas interval pertama. Dapat dipilih sebagai data terkecil dari observasi atau bilangan di bawahnya.
- Dengan menggunakan limit bawah interval kelas pertama dan lebar interval kelas, tentukan limit bawah interval kelas lainnya.
Langkah-langkah untuk membuat tabel distribusi frekuensi
dilakukan sebagai berikut:
- Nilai tertinggi = 97 dan nilai terendah 53. Jadi range = 97-53 = 44.
- Tetapkan jumlah kelas; dalam hal ini diambil 10.
- Lebar interval kelas d = 44/10 = 4.4 dibulatkan menjadi 5.
- Diambil bilangan 50 sebagai limit bawah untuk kelas pertama.
- Limit atas kelas interval yang bersesuaian adalah 54 untuk kelas pertama, 59 untuk kelas kedua, dan seterusnya.
- Selanjutnya, limit bawah untuk kelas kedua adalah 50+5 = 55, limit bawah kelas ketiga 55+5 = 60 dan seterusnya. Gunakan turus untuk memasukkan data ke dalam interval kelas
- Gunakan turus untuk memasukan data ke interval kelas.
Akhirnya diperoleh tabel distribusi frekuensi sebagai
berikut:
Melalui tabel ini
kita dapat mengetahui pola penyebaran nilai siswa. Paling banyak nilai siswa
mengumpul pada interval 75-79, paling sedikit data termuat dalam interval
50-54. Sedangkan siswa yang mendapat nilai istimewa atau di atas 90 hanya ada 8
orang.
1.
Distribusi Frekuensi Relatif dan
Kumulatif
Distribusi frekuensi relative
Nilai frekuensinya TIDAK dinyatakan dalam bentuk
ANGKA MUTLAK, tapi dalam bentuk ANGKA PERSENTASE (%) atau ANGKA RELATIF.Rumus mencari frekuensi relatif adalah :
Contoh:
Maka,
untuk membuat tabel distribusi frekuensi relatif (%) adalah dengan mencari frekuensi
relatif (%) untuk setiap interval kelasnya dulu.
Jawab :
f relatif kelas ke-1 = 1/40 x 100% = 2,5%
f relatif kelas ke-2 = 2/40 x 100% = 5%
f relatif kelas ke-3 = 17/40 x 100% = 42,5%
f relatif kelas ke-4 = 3/40 x 100% = 7,5%
f relatif kelas ke-5 = 10/40 x 100% = 25%
f relatif kelas ke-6 = 7/40 x 100% = 17,5% +
Total = 100%
Lalu masukkan hasil perhitungan frekuensi relatif tersebut ke dalam tabel.
Jawab :
f relatif kelas ke-1 = 1/40 x 100% = 2,5%
f relatif kelas ke-2 = 2/40 x 100% = 5%
f relatif kelas ke-3 = 17/40 x 100% = 42,5%
f relatif kelas ke-4 = 3/40 x 100% = 7,5%
f relatif kelas ke-5 = 10/40 x 100% = 25%
f relatif kelas ke-6 = 7/40 x 100% = 17,5% +
Total = 100%
Lalu masukkan hasil perhitungan frekuensi relatif tersebut ke dalam tabel.
Distribusi frekuensi kumulatif
Distribusi
Frekuensi Kumulatif (fkum ) adalah distribusi yang nilai frekuensinya (f)
diperoleh dengan cara MENJUMLAHKAN frekuensi demi frekuensi.
Distribusi Frekuensi Kumulatif terbagi menjadi 2, yaitu :
- Distribusi Frekuensi Kumulatif “KURANG DARI”
- Distribusi Frekuensi Kumulatif “ATAU LEBIH”
Contoh
Distribusi Frekuensi Kumulatif terbagi menjadi 2, yaitu :
- Distribusi Frekuensi Kumulatif “KURANG DARI”
- Distribusi Frekuensi Kumulatif “ATAU LEBIH”
Contoh
Dengan
mengacu pada tabel Distribusi Frekuensi Mutlak di atas, maka contoh Tabel
Distribusi Frekuensi Kumulatif nya :
Keterangan Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif “KURANG
DARI” :
·
Untuk acuan penentuan nilai, menggunakan
nilai ujung bawah kelas.
·
Penentuan frekuensi kumulatif
melihat dari frekuensi pada tabel distribusi frekuensi (mutlak) lalu
dikumulasikan sesuai dengan kategori nilai pada tabel distribusi frekuensi
kumulatif.
·
Ada penambahan 1 kelas, yaitu “KURANG
DARI 87” dikarenakan nilai data terbesar adalah 85, sehingga kalau nilai
“KURANG DARI” hanya sampai ke “KURANG DARI 80” saja, maka untuk data nilai yang
LEBIH DARI 80 tidak masuk hitungan padahal ada frekuensinya.
Sedangkan untuk Distribusi Frekuensi
Kumulatif “ATAU LEBIH”, contohnya adalah :
Keterangan Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif “ATAU LEBIH”
-Konsep perhitungan frekuensi kumulatifnya sama dengan
frekuensi kumulatif “KURANG DARI”, hanya saja kalau tabel distribusi frekuensi
kumulatif “ATAU LEBIH” mengacu pada nilai “ATAU LEBIH” nya, sehingga kita
tinggal mencari berapa frekuensi kumulatifnya dengan melihat dari frekuensi
(mutlak).
DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF RELATIF
Distribusi Frekuensi Kumulatif Relatif {fkum (%)} adalah
distribusi frekuensi yang NILAI FREKUENSI KUMULATIF diubah menjadi NILAI
FREKUENSI RELATIF atau dalam bentuk persentase (%).
Distribusi Frekuensi Kumulatif Relatif juga terbagi menjadi :
Distribusi Frekuensi Kumulatif Relatif juga terbagi menjadi :
-Distribusi Frekuensi Kumulatif Relatif “KURANG DARI”
-Distribusi Frekuensi Kumulatif Relatif “ATAU LEBIH”
Konsep Distribusi Frekuensi Kumulatif Relatif adalah :
-TIDAK menggunakan angka mutlak, jadi menggunakan
persentase.
-Mengambil frekuensinya dari tabel DISTRIBUSI FREKUENSI
KUMULATIF.
Rumus untuk mencari Frekuensi Kumulatif Relatif (%)
adalah :
Contoh
Dengan mengacu pada
tabel distribusi frekuensi kumulatif “KURANG DARI” di atas, maka perhitungan
frekuensi kumulatif relatifnya adalah :
F kum (%) kelas ke-1 = 0/40 x 100% = 0 %
F kum (%) kelas ke-2 = 1/40 x 100% = 2,5%
F kum (%) kelas ke-3 = 3/40 x 100% = 7,5%
F kum (%) kelas ke-4 = 20/40 x 100% = 50%
F kum (%) kelas ke-5 = 23/40 x 100% = 57,5%
F kum (%) kelas ke-6 = 33/40 x 100% = 82,5%
F kum (%) kelas ke-7 = 40/40 x 100% = 100%
Dari perhitungan di atas lalu dimasukkan ke dalam tabel.
F kum (%) kelas ke-1 = 0/40 x 100% = 0 %
F kum (%) kelas ke-2 = 1/40 x 100% = 2,5%
F kum (%) kelas ke-3 = 3/40 x 100% = 7,5%
F kum (%) kelas ke-4 = 20/40 x 100% = 50%
F kum (%) kelas ke-5 = 23/40 x 100% = 57,5%
F kum (%) kelas ke-6 = 33/40 x 100% = 82,5%
F kum (%) kelas ke-7 = 40/40 x 100% = 100%
Dari perhitungan di atas lalu dimasukkan ke dalam tabel.
Untuk Distribusi
Frekuensi Kumulatif Relatif “ATAU LEBIH” juga sama rumus perhitungannya.
Dari tabel distribusi frekuensi kumulatif “ATAU LEBIH” di
atas, bisa dilakukan perhitungan untuk mencari Frekuensi Kumulatif Relatif
“ATAU LEBIH” :
F kum (%) kelas ke-1 = 40/40 x 100% = 100%
F kum (%) kelas ke-2 = 39/40 x 100% = 97,5 %
F kum (%) kelas ke-1 = 40/40 x 100% = 100%
F kum (%) kelas ke-2 = 39/40 x 100% = 97,5 %
F kum (%) kelas ke-3 = 37/40 x 100% = 92,5 %
F kum (%) kelas ke-4 = 20/40 x 100% = 50%
F kum (%) kelas ke-5 = 17/40 x 100% = 42,5 %
F kum (%) kelas ke-6 = 7/40 x 100% =7,5 %
F kum (%) kelas ke-7 = 0/40 x 100% = 0%
Setelah selesai melakukan perhitungan, lalu masukkan hasilnya ke dalam tabel distribusi frekuensi kumulatif relatif “ATAU LEBIH”.
F kum (%) kelas ke-4 = 20/40 x 100% = 50%
F kum (%) kelas ke-5 = 17/40 x 100% = 42,5 %
F kum (%) kelas ke-6 = 7/40 x 100% =7,5 %
F kum (%) kelas ke-7 = 0/40 x 100% = 0%
Setelah selesai melakukan perhitungan, lalu masukkan hasilnya ke dalam tabel distribusi frekuensi kumulatif relatif “ATAU LEBIH”.
Grafik merupakan lukisan pasang surutnya suatu keadaan
dengan garis atau gambar atau dengan kata lain, Grafik menggambarkan naik atau
turunnya hasil statistik.
Dengan masih mengacu pada Tabel Distribusi Frekuensi, maka
bisa digambarkan dengan cara membuat grafik :
* Histogram
* Poligon Frekuensi
* Ogive
* Histogram
* Poligon Frekuensi
* Ogive
HISTOGRAM
-Histogram merupakan grafik yang menggambarkan suatu
distribusi frekuensi dengan bentuk beberapa segiempat atau menyerupai diagram
batang.
-Langkah-langkah membuat Histogram :
-Buat “absis” dan “ordinat” . absis adalah sumbu mendatar
atau sumbu X yang menyatakan NILAI; ordinat adalah sumbu tegak atau sumbu
Y yang menyatakan FREKUENSI.
-Buat skala absis dan skala ordinatnya dengan melihat dari
nilai dan frekuensinya.
-Buat Batas Kelas
Batas Kelas :
Batas kelas ke-1 : 45 – 0,5 = 44,5
Batas kelas ke-2 : ( 51 + 52) x ½ = 51,5
Batas kelas ke-3 : (58 + 59) x ½ = 58,5
Batas kelas ke-4 : (65+66) x ½ = 65,5
Batas kelas ke-5 : (72+73) x ½ = 72,5
Batas kelas ke-6 : (79+80) x ½ = 79,5
Batas kelas ke-7 : 86 + 0,5 = 86,5
Lalu masukkan ke dalam tabel dan sesuaikan dengan frekuensinya.
Batas kelas ke-1 : 45 – 0,5 = 44,5
Batas kelas ke-2 : ( 51 + 52) x ½ = 51,5
Batas kelas ke-3 : (58 + 59) x ½ = 58,5
Batas kelas ke-4 : (65+66) x ½ = 65,5
Batas kelas ke-5 : (72+73) x ½ = 72,5
Batas kelas ke-6 : (79+80) x ½ = 79,5
Batas kelas ke-7 : 86 + 0,5 = 86,5
Lalu masukkan ke dalam tabel dan sesuaikan dengan frekuensinya.
POLIGON FREKUENSI
- Poligon Frekuensi merupakan grafik garis yang
menghubungkan NILAI TENGAH tiap sisi atas yang berdekatan dengan NILAI TENGAH
jarak frekuensi mutlak masing-masing.
-Perbedaan antara HISTOGRAM dengan POLIGON FREKUENSI adalah
:
*Histogram menggunakan BATAS KELAS ; sedangkan POLIGON
menggunakan TITIK TENGAH.
*Grafik HISTOGRAM berwujud SEGIEMPAT atau menyerupai DIAGRAM
BATANG; sedangkan POLIGON berwujud GARIS atau KURVA yang saling berhubungan
satu sama lain.
-Langkah-langkah membuat POLIGON FREKUENSI :
*Buat TITIK TENGAH kelas dengan cara : (NILAI UJUNG BAWAH
KELAS + NILAI UJUNG ATAS KELAS) x ½
*Buat TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI yang MUTLAK disertai dengan
kolom tambahan berupa kolom TITIK TENGAH KELAS tsb.
*Buat grafik poligon frekuensi dengan melihat data pada
tabel distribusi frekuensi mutlak
Contoh
a. Buat TITIK TENGAH KELAS
Titik tengah kelas ke-1 : (45 + 51) x ½ = 48
Titik tengah kelas ke-2 : (52 + 58) x ½ = 55
Titik tengah kelas ke-3 : (59 + 65) x ½ = 62
Titik tengah kelas ke-4 : (66 + 72) x ½ = 69
Titik tengah kelas ke-5 : (73 + 79) x ½ = 76
Titik tengah kelas ke-6 : (80 + 86) x ½ = 83
Titik tengah kelas ke-1 : (45 + 51) x ½ = 48
Titik tengah kelas ke-2 : (52 + 58) x ½ = 55
Titik tengah kelas ke-3 : (59 + 65) x ½ = 62
Titik tengah kelas ke-4 : (66 + 72) x ½ = 69
Titik tengah kelas ke-5 : (73 + 79) x ½ = 76
Titik tengah kelas ke-6 : (80 + 86) x ½ = 83
b. Buat Tabel Distribusi Frekuensi Mutlak dengan menambah
kolom TITIK TENGAH KELAS
c. Buat grafik
poligon frekuensi
OGIVE
-Ogive biasanya digunakan untuk sensus penduduk
tentang perkembangan kelahiran dan kematian bayi, perkembangan penjualan suatu
produk, perkembangan dan penjualan saham, dsb.Contoh Penerapan Grafik Ogive
1. Grafik Ogive berdasarkan dari Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif “KURANG DARI” dan Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif “ATAU LEBIH”.
2. Grafik Ogive
dari Tabel Distribusi Frekuensi (mutlak) ditambah dengan 1 kolom FREKUENSI
MENINGKAT dengan menggunakan BATAS KELAS (Batas nyata).
http://viska.web.id/wp-content/uploads/2012/03/Statistika_TI_Pertemuan-4-6.pdf
http://viska.web.id/wp-content/uploads/2012/03/Statistika_TI_Pertemuan-4-6.pdf
thanks ya bwt infonya..
BalasHapusApaan ni? Salah gak jawabannya? Pake jalan apa? Klo pake aturan sturges gmna?
BalasHapusKlo pake struges itu buat nyari banyaknya kelas
HapusKerenb
BalasHapuskok gni ya? jd tambah bingung
BalasHapusNgerti, tapi agak bingungg
BalasHapusterimakasih ka ilmunya
BalasHapusGrazie :)
BalasHapusBingung
BalasHapusBingung ketika pas nentuin frekuensi...
BalasHapusada cara yg termudah dab simple tidak yah???
Duhhh pusing juga yahhh😴😅
BalasHapusSangat membantu dehh... menjelang ujian tanpa buku catatan 😂😂
BalasHapusTerima kasih untuk semua penjelasan-penjelasannya kakak.
BalasHapusSungguh sangat membantu & luar biasa.
Kak boleh kasih penyelesaian nya...
BalasHapusSaya kurang paham