BAB 2
SKALA PENGUKURAN
Dua tipe skala pengukuran menurut
gejala sosial yang diukur, yaitu:
1. Skala pengukuran untuk mengukur
prilaku susila dan kepribadian.
Termasuk
tipe ini adalah:
a. skala sikap,
b. skala moral,
c. test karakter,
d. skala partisipasi sosial.
2.
Skala
pengukuran untuk mengukur berbagai aspek budaya lain dan lingkungan sosial.
Termasuk
tipe ini adalah:
a. skala mengukur status sosial
ekonomi,
b. lembaga-lembaga swadaya
masyarakat (sosial),
c. kemasyarakatan,
d. kondisi rumah tangga.
Bentuk-bentuk
skala sikap yang perlu diketahui dalam melakukan penelitian. Berbagai skala
sikap yang sering digunakan ada 5 macam, yaitu:
1. Skala Likert,
2. Skala Guttman,
3. Skala Diferensial Smantik,
4. Rating Scala,
5. Skala Thurstone
1.
SKALA
LIKERT
Skala
ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.
Untuk
mendapatkan jawaban harus dibuat instrumen (kuesioner) yang dihubungkan dengan
bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai
berikut :
Contoh
:
Pernyataan
Positif :
Sangat
Puas ( SP ) = 5
Puas
( P ) = 4
Cukup
Puas ( CP) = 3
Kurang
Puas (KP) = 2
Tidak Puas ( TP) = 1
Contoh Perhitungan Skala Likert
Contoh
menghitung skor pengumpulan data kualitatif : Misalnya : Menurut pendapat
sdr. bagaimana Pelayanan administrasi yang dilaksanakan pada STMIK BJB saat ini
: beri tanda silang pada jawaban yang menurut anda sesuai ? Sangat Puas (
SP ) = 5 Puas ( P ) = 4 Cukup Puas ( CP) = 3 Kurang Puas (KP) = 2 Tdk Puas (
TP) = 1
Dalam hubungan teknik pengumpulan
data angket, intrumen tersebut disebarkan katakanlah kepada 20 orang mahasiswa
secara acak sebagai responden. Rekapitulasi jawabannya adalah sbb : Menjawab SP
= 2 orang Menjawab P = 4 orang Menjawab CP = 8 orang Menjawab KP = 5 orang Menjawab
TP = 1 orang
Mengukur
skor Jawaban tersebut dengan cara Jumlah skor untuk 2 org menjawab SP = 2 x 5 =
10 Jumlah skor untuk 4 org menjawab P = 4 x 4 = 16 Jumlah skor untuk 8 org
menjawab CP = 8 x 3 = 24 Jumlah skor untuk 5 org menjawab KP = 5 x 2 = 10
Jumlah skor untuk 1 org menjawab TP = 1 x 1 = 1 ------------------------- TOTAL
= 61 Jumlah skor ideal untuk item no.1 ( skor tertinggi ) = 5 x 20 = 100 ( SP)
Jumlah
skor rendah no 5 ( skor terendah ) = 1 x 20 = 20 (TP)
61
%
0
20 % 60 % 100 %
Keterangan
: Kriteria Interpretasi Skor
Angka
0 % - 20 % Sangat Lemah
Angka
21 % - 40 % Lemah
Angka
41 % - 60 % Cukup
Angka
61 % - 80 % Kuat
Angka 81 % - 100 % Sangat Kuat
Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 20 responden, maka kecendrungan
jawabannya adalah 61 / 100 x 100 % = 61 %. Hasil 61 % ini jika kita analisis
termasuk kategori Kuat
2.
SKALA
GUTTMAN
Skala
Guttman merupakan skala kumulatif. Jika seseorang mengiyakan pertanyaan yang
berbobot lebih berat, ia akan mengiyakan pertanyaan yang kurang berbobot.
Dengan perkataan lain jika seseorang menyatakan tidak terhadap pernyataan sikap
tertentu dari sederetan pernyataan itu, ia akan menyatakan lebih dari tidak
terhadap pernyataan berikutnya. Jadi skala Guttman adalah skala yang digunakan
untuk jawaban yang bersifat tegas ( jelas ) dan konsisten. Misalnya ; Ya atau
Tidak ; Yakin atau Tidak Yakin ; Benar atau Salah ; positif – negatif ; pernah
– belum pernah ; setuju atau tidak setuju dll.
Contoh
pertanyaan : Yakin atau tidak, bahwa Mata Kuliah Statistik saya pasti lulus,
semester ini?
•Yakin
•Tidak
Pernahkan Atasan saudara mengajak makan bersama ?
•Pernah
•Tidak
pernah
Selain
itu skala Guttman disamping dapat dibuat bentuk pilihan ganda, bisa pula
dibuat dalam bentuk checklist jawaban
Contoh
:
Apakah
kedua orang tua Sdr masih hidup ?
a.
Ya ( 1 )
b.
Tidak ( 2 )
Apakah
Sdr. Sudah menikah ?
Sudah
( 1 )
Belum ( 2 )
3.
SKALA
DIFERENSIAL SEMANTIK
TeknikPengukuraninidiperkenalkanolehCharles Osgood
(1957) yang menekankanpadaaspeksemantiksebuahkata
KomponenSkala
-Stimulus berupakata(benda, orang, profesi, dsb)
-Responberupapasangankatasifat(adjective)
yang membentukkontinumdenganduakutub(bipolar)
Keluaran
-Hasilpenskalaanberbentukprofil
Contoh skala
Stimulus
Respon Semantik Diferensial Terdiri Dari
3 Dimensi :
DIMENSI EVALUASI (BAIK –BURUK)
Penilaian subjek terkait dengan baik-buruknya topic stimulus
yang disajikan. Termasuk juga didalamnya perasaan subjek (senang-marah) atau penilaian
kualitas (cantik-jelek) (kasar-lembut) atau moral (bijak-jahat)
DIMENSI POTENSI (KUAT –LEMAH)
Penilaian mengenai kekuatan yang dikandung oleh stimulus.
Penilaian ini memuat tentang kapasitas stimulus (tinggi-rendah), (besar-kecil),
(dalam-dangkal), (berat-ringan)
DIMENSI
AKTIVITAS (AKTIF –PASIF)
Penilaian
mengenai muatan aktivitas yang dikandung stimulus, misalnya (cepat-lambat),
(tenang-riuh), (acak-teratur)
Memilih Item Terbaik
AnalisisFaktor
-Bertujua nuntuk mengidentifikasi muatan factor pada
skala
-Jika analisis factor sudahdilakukan, maka prosedur
lainnya tidak dilakukan karena analisis factor sudah menghasilkan item terbaik untuk
ditempatkan dalam skala (Azwar, 2005)
KorelasiItem-Total
-Bertujuan untuk melihat daya diskriminasi item melalui korelasi antara item dengan skor
total
-Batas korelasi item-total yang direkomendasika nadalah
r-xy> 0,3
-Misalnya dari45 item dianalisis kemudiandipilih20
pasangan kata sifat yang memiliki korelasi item total tertinggi(Azwar, 2005)
Memilih Item Terbaik
Contoh Analisis Faktor (1)
Contoh Analisis Faktor (2)
1.
RATING SCALE
Sering
responden mempertanyakan arti dari pilihan mereka pada skala tersebut. Ada yang
menggunakan 3 (tiga), 4 (empat), 5 (lima) atau lebih kategori tergantung pada
pertanyaan. Ada kalanya perbedaan yang mungkin terjadi yang tidak
diinginkan responden dalam arti kapasitas jawaban.
Contoh:
1.
Apakah saudara setuju atau tidak setuju memperluas program ini ke daerah
lainnya di Indonesia? (Centang salah satu)
(a)
Sangat setuju
(b)
Setuju
(c)
Cukup setuju
(d)
Kurang setuju
(e)
Sangat kurang setuju
2.
Bila di desa ini dibangun fasilitas umum menurut saudara apa yang penting.
(Centang salah satu dari setiap butir berikut).
Dalam kasus perbedaan tertentu, gunakan skala penomoran mulai dari 0 atau 1
untuk beberapa penomoran, perhatikan contoh 2 di atas, ada 5 (lima) pilihan
berseri (series) ingin mengungkapkan sikap; boleh juga dengan 4 (empat) pilihan
berseri, yaitu: Sangat bagus, Bagus, Cukup, Kurang. Kadang kala ada juga sampai
10 (sepuluh) pilihan berseri, cuma akan kesulitan dalam hal memaknai
angka-angka tersebut. Pada umumnya banyak dipakai 5 (lima) atau 4 (empat)
pilihan berseri.
Hal lain yang diperhatikan, apakah butir kuesioner memakai pilihan genap (4)
atau ganjil (5). Kalau pilihan ganjil berarti ada pilihan posisi netral
(tengah) untuk responden, dan berbeda pada pilihan genap, responden dipaksa
memilih salah satu sisi (arah pilihan posisitf atau negatif). Di bawah ini
diberi beberapa contoh kategori tingkatan respon.
1) Kategori
pilihan genap
Sangat tidak
puas
|
Semua tidak
dibantu
|
Kurang puas
|
Ada sedikit
bantuan
|
Puas
|
Ada cukup
bantuan
|
Sangat puas
|
Sangat
membantu
|
2) Kategori
pilihan ganjil
Sangat tidak
suka
|
Sangat tidak
setuju
|
Umumnya tidak
suka
|
Beberapa tidak
setuju
|
Tidak tentu
|
Tidak jelas
|
Umumnya suka
|
Beberapa
setuju
|
Sangat suka
|
Sangat setuju
|
Lima kategori pilihan lebih lengkap, daripada empat kategori. Perlu diperhatikan keseimbangan pilihan
antara positif dan negatif.
1.
SKALA THURSTONE
Skala Thurstone adalah skala yang disusun dengan memilih
butir yang berbentuk skala interval. Setiap butir memiliki kunci skor dan jika
diurut, kunci skor menghasilkan nilai yang berjarak sama. Skala Thurstone
dibuat dalam bentuk sejumlah (40-50) pernyataan yang relevan dengan variable
yang hendak diukur kemudian sejumlah ahli (20-40) orang menilai relevansi
pernyataan itu dengan konten atau konstruk yang hendak diukur.
Adapun contoh skala penilaian model Thurstone adalah seperti gambar di bawah ini.
Adapun contoh skala penilaian model Thurstone adalah seperti gambar di bawah ini.
Nilai 1 pada skala di atas
menyatakan sangat tidak relevan, sedangkan nilai 11 menyatakan sangat relevan.
materinya sama persis punya Wahyu Widhiarso fakultas Psikologi UGM
BalasHapus